26 Apr 2020

Indikator Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan

 

Pelaksanaan penilaian diawali dengan kegiatan pendidik melakukan analisis kompetensi pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ke dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kemudian dirumuskan menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) pada setiap mata pelajaran.
IPK untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang terukur dan dapat diobservasi.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn termasuk juga merumuskan indikator sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. 
Skema Pelaksanaan Penilaian
IPK dikembangkan menjadi indikator soal yang diperlukan untuk penyusunan instrumen penilaian. Indikator soal merupakan rambu-rambu dalam penyusunan butir soal atau tugas.
IPK untuk aspek pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu KD tertentu dan menjadi acuan dalam penilaian KD mata pelajaran.
Setiap IPK dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator soal. Sedangkan untuk mengukur pencapaian sikap digunakan indikator penilaian sikap yang dapat diobservasi atau diamati.
Berikut akan dipaparkan pelaksanaan penilaian pada aspek sikap baik spiritual maupun sosial, pengetahuan dan keterampilan.
Indikator Sikap Spiritual :
Penilaian sikap spiritual dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap peserta didik dalam “menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta toleransi terhadap agama lain”.
Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lain dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum.
Berikut contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dalam penilaian sikap spiritual:
(1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
(2) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut;
(3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
(4) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
(5) mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
(6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
(7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha;
(8) menjaga lingkungan hidup di sekitar satuan pendidikan;
(9) memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
(10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia;
(11) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
Dari contoh indikator umum tersebut dapat dikembangkan secara spesifik melalui mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti disesuaikan dengan KD pada KI-1.
Indikator Sikap Sosial  :
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,  dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Indikator untuk KD dari KI-2 mata pelajaran PABP dan PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut.
Sementara indikator sikap sosial mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara umum dan dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Berikut contoh butir-butir sikap sosial :
1) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, antara lain:
(a) tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan;
(b) tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber);
(c) menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan;
(d) membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya; dan
(e) mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
2) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, antara lain:
(a) patuh pada tata tertib atau aturan bersama/satuan pendidikan; dan
(b) mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan.
3) Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa, antara lain:
(a) menerima risiko dari tindakan yang dilakukan;
(b) tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti akurat;
(c) mengembalikan barang pinjaman;
(d) mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan;
(e) tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri; dan
4) Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan, antara lain:
(a) tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat;
(b) menerima kesepakatan meskipun ada perbedaan pendapat;
(c) dapat menerima kekurangan orang lain;
(d) dapat memaafkan kesalahan orang lain;
(e) mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. dan
(f) terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru.
5) Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas, antara lain:
(a) terlibat aktif dalam kerja bakti membersihkan kelas atau lingkungan sekolah;
(b) bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;
(c) aktif dalam kerja kelompok;
(d) tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
(e) mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain; dan
(f) mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama.
6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbicara maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain, antara lain:
(a) menghormati orang yang lebih tua;
(b) tidak meludah di sembarang tempat;
(c) mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain;
(d) member salam, senyum, dan menyapa;
(e) meminta izin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain; dan
(f) memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan baik.
7) Percaya diri, yaitu suatu keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan, antara lain:
(a) tidak mudah putus asa;
(b) tidak canggung dalam bertindak;
(c) berani presentasi di depan kelas; dan
(d) berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai kebutuhan satuan pendidikan.
Indikator Pengetahuan :
Indikator untuk pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan menggunakan kata kerja operasional.
Beberapa kata kerja operasional sesuai tingkat proses berpikir yang dapat digunakan antara lain.  Lebih lengkap (Lihat : Download Taksonomi Anderson) :
1)      mengingat:
menyebutkan, memberi label, mencocokkan, memberi nama, memberi contoh, meniru, dan memasangkan.
2)      memahami:
menggolongkan, menggambarkan, membuat ulasan, menjelaskan, mengekspresikan, mengidentifikasi, menunjukkan, menemukan, membuat laporan, mengemukakan, membuat tinjauan, memilih, dan menceritakan.
3)      menerapkan:
mendemonstrasikan, memperagakan, menuliskan penjelasan, membuatkan penafsiran, mengoperasikan, mempraktikkan, merancang persiapan, menyusun jadwal, membuat sketsa, menyelesaikan masalah, dan menggunakan.
4)      menganalisis:
menilai, menghitung, mengelompokkan, menentukan, membandingkan, membedakan, membuat diagram, menginventarisasi, memeriksa, dan menguji.
5)      mengevaluasi:
membuat penilaian, menyusun argumentasi atau alasan, menjelaskan apa alasan memilih, membuat perbandingan, menjelaskan alasan pembelaan, memperkirakan, dan memprediksi.dan
6)      mencipta/mengkreasi:
mengumpulkan, menyusun, merancang, merumuskan, mengelola, mengatur, merencanakan, mempersiapkan, mengusulkan, dan mengulas.
Berikut contoh indikator pencapaian kompetensi yang dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar Matematika Umum kelas X.
No
KD
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
3.3 Menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstual

·      Menjelaskan masalah nyata ke dalam sistem persamaan linear
·      Menafsirkan masalah kontektual kedalam bentuk sistem persamaan linear
·      Menentukan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel
 Indikator Keterampilan :
Indikator untuk keterampilan diturunkan dari KD pada KI-4 dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: menggabungkan, mengkontruksi, merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan, menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan menyajikan, lebih lengkap (Lihat : Download TaksonomiAnderson)
Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas X Umum.
No
KD
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel

·      Menyatakan masalah nyata ke dalam model matematika
·      Menentukan penyelesaian sistem persamaan linier tiga variable
·      Menginterpretasikan hasil penyelesaian sesuai dengan masalah yang dimaksud
Contoh Pemetaan sekali gus pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat di download di sini.  Selamat dan sukses selalu.

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Write comment

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Back to Top