1 Mei 2020

Kriteria Kenaikan Kelas

 


Kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada setiap mata pelajaran baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Ketuntasan belajar pada kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Jika terdapat aspek pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil atau genap, maka:
1) dihitung rerata nilai berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran yang sama pada semester ganjil dan genap;
2) nilai rerata setiap aspek pada poin (1) dibandingkan dengan KKM pada sekolah tersebut. Jika hasil pada nilai rerata lebih atau sama dengan nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai rerata kurang dari nilai KKM, maka aspek mata pelajaran tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS. Selanjutnya jika rerata kedua aspek tuntas dan memiliki nilai sikap baik maka mata pelajaran tersebut dikatakan TUNTAS, dan sebaliknya jika terdapat minimal 1 (satu) aspek tidak tuntas maka mata pelajaran tersebut dikatakan BELUM TUNTAS.
Berikut kriteria kenaikan kelas pada satuan pendidikan yang menggunakan Sistem Paket. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam 2 (dua) semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
2. Predikat sikap minimal BAIK yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
3. Predikat kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing capaian pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai KKM pada semester ganjil dan/atau semester genap, maka ketuntasan mata pelajaran diambil dari rata-rata nilai setiap aspek mata pelajaran pada semester ganjil dan genap.
5. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Catatan:
1. Keputusan kenaikan kelas bagi peserta didik dilakukan berdasarkan hasil rapat pleno dewan guru dengan mempertimbangkan kebijakan satuan pendidikan, seperti minimal kehadiran, tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di satuan pendidikan tersebut.
2. Kriteria kenaikan kelas dari satuan pendidikan harus tersurat dalam dokumen KTSP.
3. Bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem SKS, tidak ada kenaikan kelas bagi peserta didik.
4. Lembar kriteria kenaikan kelas dilampirkan pada rapor peserta didik.
Contoh Ilustrasi Pengolahan Nilai Ketuntasan untuk Kenaikan Kelas dengan KKM Stuan Pendidikan 65 :
Ilustrasi Pengolahan Nilai
Interval Predikatnya kalau KKM 65 sebagaiberikut :
Predikat
D
C
B
A
<65
65 – 76
77 – 88
89 – 100
Keterangan:
1. Dengan memperhatikan KKM pada semester 1, terdapat 3 mata pelajaran tidak tuntas terdiri atas Bahasa Indonesia, Matematika, dan PJOK.
2. Pada semester 2, terdapat 2 mata pelajaran tidak tuntas yaitu Bahasa Indonesia dan PJOK.
3. Untuk mengetahui banyaknya ketuntasan yaitu merata-ratakan nilai setiap aspek pada mata pelajaran yang sama.
Pada contoh kasus di atas :
1) Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 1 pada aspek pengetahuan = 60 dan semester 2 aspek pengetahuan = 60, reratanya =60 (belum tuntas). Semester 1 pada aspek keterampilan = 65 dan semester 2= 65, reratanya= 65 (tuntas). Maka mata pelajaran Bahasa Indonesia belum tuntas.
2) Nilai mata pelajaran Matematika semester 1 pada aspek pengetahuan = 58 dan semester 2 aspek pengetahuan = 65, reratanya =62 (belum tuntas). Semester 1 pada aspek keterampilan = 65 dan semester 2= 65, reratanya= 65 (tuntas). Maka mata pelajaran Matematika belum tuntas.
3) Nilai mata pelajaran PJOK semester 1 pada aspek pengetahuan= 64 dan semester 2 aspek pengetahuan= 70, reratanya =67 (tuntas). Semester 1 pada aspek keterampilan= 63 dan semester 2= 65, reratanya= 64 (belum tuntas). Maka mata pelajaran PJOK belum tuntas.
Kesimpulan:
jumlah mata pelajaran yang tidak tuntas adalah 3 (tiga) yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan PJOK. Nilai aspek Sikap adalah Baik, maka peserta didik yang bersangkutan TIDAK NAIK KELAS.
Lihat interval nilai dan predikat KKM Mata Pelajaran di sini.

Rapor Sistem Paket dan Sistem Kredit Semester

Laporan hasil penilaian dalam bentuk rapor ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan. Hasil penilaian oleh pendidik meliputi pencapaian kompetensi peserta didik pada sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terpisah karena karakternya berbeda. Laporan hasil penilaian sikap berupa predikat dan deskripsi yang menggambarkan sikap yang menonjol dalam satu semester. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk bilangan bulat (skala 0 – 100) dan predikat, serta dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menggambarkan capaian kompetensi yang menonjol dalam satu semester.

Hasil pengolahan nilai rapor digunakan sebagai dasar penetapan kenaikan kelas dan program tindak lanjut. Bentuk dan model rapor untuk Sistem Paket dan Sistem Kredit Semester (SKS) pada prinsipnya sama.

Contoh format laporan hasil belajar (rapor) untuk SMA Sistem Paket dan SKS dapat di unggah di sini.
 

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Write comment

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Back to Top