8 Jan 2021

Keunggulan dan Keterbatasan Soal Uraian

 

Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif dan soal uraian non-objektif. 
Soal uraian objektif mengukur kemampuan peserta didik menguraikan konsep tertentu sesuai materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara objektif sedangkan soal uraian non-objektif mengukur kemampuan peserta didik menguraikan pendapat terhadap konsep tertentu sesuai materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara subjektif. 
 
Keunggulan soal uraian adalah dapat mengukur kemampuan menyajikan jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan pikiran, mengemukakan pendapat, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri. 
 
Keterbatasan soal uraian adalah jumlah materi atau pokok bahasan relatif terbatas, waktu untuk memeriksa jawaban lama, penskoran relatif subjektif, tingkat reliabilitas (keandalannya) relatif lebih rendah karena sangat tergantung pada penskoran tes.
 
Kaidah Penulisan Soal Uraian :
Materi :
  • Soal harus sesuai dengan indikator
  • Pokok soal harus logis ditinjau dari segi materi 
  • Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas
Konstruksi : 
  • Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
  • Rumusan pokok soal harus merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur
  • Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban
  • Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi
  • Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai
Bahasa :
  • Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku dan EYD
  • Soal menggunakan bahasa yang komunikatif/mudah dipahami oleh peserta didik 
  • Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Penyusunan Pedoman Penskoran :
Pedoman Penskoran adalah panduan tentang:
  • Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif
  • Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal uraian non-objektif
Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian objektif adalah sebagai berikut:
  • Tuliskan semua jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal 
  • Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu) 
  • Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya (masing-masing 1
  • Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian non-objektif :
  • Tuliskan kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang berbeda dapat diskor menurut uraian jawabannya 
  • Tetapkan rentang skor untuk tiap kriteria jawaban :
  1. Rentang skor terendah = 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar. 
  2. Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak sesuai dengan kriteria = 0, sebagian kecil sesuai dengan kriteria = 1, sebagian besar sesuai dengan kriteria = 2, hampir seluruhnya sesuai dengan kriteria = 3. 
  3. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Prosedur Penskoran pada Soal Uraian:
  • Pemberian skor sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi dalam penskoran dan skor yang dihasilkan adil.
a. Pemberian skor pada soal uraian objektif:
    1) Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
    2) Setiap jawaban yang sesuai dengan kunci diberi skor 1, sedangkan yang tidak sesuai   diberi skor 0. Tidak ada skor selain 0 dan 1.
b. Pemberian skor pada soal uraian non-objektif:
    1) Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman penskoran.
    2) Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban dan kriteria jawaban.
  • Hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
Contoh Soal Uraian Objektif :
Perhatikan gambar berikut!
Puspendik 2019
Pada proses klasifikasi tanaman, pohon A, B, dan C tergolong dalam kelompok yang sama karena memiliki ciri yang sama.
Tentukan kelompok tanaman untuk ketiga pohon tersebut dan sebutkan 3 (tiga) ciri yang menjadi dasar pengelompokannya!
 
Pedoman Penskoran :
Puspendik 2019  
 
Contoh Soal Uraian Non-objektif :
Buatlah sebuah karangan yang panjangnya sekitar 250-300 kata dengan ketentuan sebagai berikut. 
 
1. Pilihlah salah satu topik dari dua topik yang disediakan berikut.
a. Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan prestasi belajar.
b. Mendorong minat baca untuk meningkatkan prestasi belajar. 
 
2. Kerangka karangan terdiri atas:
A. Latar belakang masalah 
B. Isi
a. Gambaran kondisi saat ini
b. Gambaran kondisi yang diharapkan 
C. Strategi
Strategi yang digunakan untuk mencapai kondisi yang diharapkan 
 
3. Judul karangan Anda tentukan sendiri.
Aspek yang akan dinilai meliputi, kesesuaian isi karangan dengan topik, koherensi antarkalimat, ejaan, dan tanda baca.
 
Pedoman Penskoran :
Puspendik 2019
 
Perhitungan Nilai Soal Uraian :
Rumus yang digunakan:
Puspendik 2019
 
Keterangan:
  • Ni = Nilai untuk satu nomor soal tertentu setelah dikalikan dengan bobot. 
  • ai = Skor perolehan peserta didik pada satu nomor soal tertentu. 
  • c = Skor maksimum untuk nomor soal itu.
  • b = Bobot soal dari soal itu.
Jumlahkan semua nilai (Ni) yang telah diperoleh peserta didik dalam perangkat tes. Jumlah ini disebut nilai akhir dari satu perangkat tes uraian yang disajikan. 
 
Pembobotan Soal Uraian :
Pembobotan soal uraian dilakukan dengan mempertimbangkan:
(1) kedalaman/keluasan materi antarsoal,
(2) kerumitan/kompleksitas jawaban, dan
(3) level kognitif yang diukur. 
 
Pembobotan soal uraian dilakukan setelah menjadi satu perangkat tes. 
 
Contoh: Perhitungan nilai akhir soal uraian.
Puspendik 2019
Dengan demikian nilai perolehan soal uraian adalah 75.
Demikian keunggyulan dan keterbatasan soal uraian semoga bermanfaat.

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Write comment

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Back to Top