Soal uraian adalah soal
yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan
gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan
atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif
dan soal uraian non-objektif.
Soal uraian objektif
mengukur kemampuan peserta didik menguraikan konsep tertentu sesuai materi
pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara objektif sedangkan soal uraian
non-objektif mengukur kemampuan peserta didik menguraikan pendapat terhadap
konsep tertentu sesuai materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara
subjektif.
Keunggulan soal uraian
adalah dapat mengukur kemampuan menyajikan jawaban terurai secara bebas,
mengorganisasikan pikiran, mengemukakan pendapat, dan mengekspresikan
gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri.
Keterbatasan soal uraian
adalah jumlah materi atau pokok bahasan relatif terbatas, waktu untuk memeriksa
jawaban lama, penskoran relatif subjektif, tingkat reliabilitas (keandalannya) relatif
lebih rendah karena sangat tergantung pada penskoran tes.
Kaidah Penulisan Soal Uraian
:
Materi :
- Soal harus sesuai dengan indikator
- Pokok soal harus logis ditinjau dari segi materi
- Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas
Konstruksi :
- Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
- Rumusan pokok soal harus merupakan pernyataan yang berkaitan dengan materi yang diukur
- Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban
- Stimulus berupa gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi
- Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai
Bahasa :
-
Soal harus
menggunakan bahasa Indonesia baku dan EYD
- Soal menggunakan bahasa yang komunikatif/mudah dipahami oleh peserta didik
- Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, terutama jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Penyusunan Pedoman
Penskoran :
Pedoman Penskoran adalah
panduan tentang:
- Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif
- Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penyekoran terhadap soal-soal uraian non-objektif
Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian
objektif adalah sebagai berikut:
- Tuliskan semua jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal
- Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu)
- Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya (masing-masing 1
- Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Teknik membuat pedoman penskoran untuk soal uraian
non-objektif :
- Tuliskan kriteria jawaban untuk dijadikan pedoman dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang berbeda dapat diskor menurut uraian jawabannya
- Tetapkan rentang skor untuk tiap kriteria jawaban :
- Rentang skor terendah = 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar.
- Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban, misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak sesuai dengan kriteria = 0, sebagian kecil sesuai dengan kriteria = 1, sebagian besar sesuai dengan kriteria = 2, hampir seluruhnya sesuai dengan kriteria = 3.
- Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Prosedur Penskoran pada
Soal Uraian:
- Pemberian skor sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi dalam penskoran dan skor yang dihasilkan adil.
a. Pemberian skor pada soal uraian objektif:
1) Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman
penskoran.
2) Setiap jawaban yang sesuai dengan kunci diberi skor 1,
sedangkan yang tidak sesuai diberi skor
0. Tidak ada skor selain 0 dan 1.
b. Pemberian skor pada soal uraian non-objektif:
1) Periksalah jawaban dan cocokkan dengan pedoman
penskoran.
2) Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban
dan kriteria jawaban.
- Hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
Contoh Soal Uraian
Objektif :
Perhatikan
gambar berikut!
Puspendik 2019 |
Pada proses klasifikasi
tanaman, pohon A, B, dan C tergolong dalam kelompok yang sama karena memiliki
ciri yang sama.
Tentukan kelompok tanaman
untuk ketiga pohon tersebut dan sebutkan 3 (tiga) ciri yang menjadi dasar
pengelompokannya!
Pedoman Penskoran :
Puspendik 2019 |
Contoh Soal Uraian
Non-objektif :
Buatlah sebuah karangan
yang panjangnya sekitar 250-300 kata dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Pilihlah salah satu
topik dari dua topik yang disediakan berikut.
a. Pemanfaatan teknologi
informasi untuk meningkatkan prestasi belajar.
b. Mendorong minat baca
untuk meningkatkan prestasi belajar.
2. Kerangka karangan
terdiri atas:
A. Latar belakang masalah
B. Isi
a. Gambaran kondisi saat
ini
b. Gambaran kondisi yang
diharapkan
C. Strategi
Strategi yang digunakan
untuk mencapai kondisi yang diharapkan
3. Judul karangan Anda
tentukan sendiri.
Aspek yang akan dinilai
meliputi, kesesuaian isi karangan dengan topik, koherensi antarkalimat, ejaan,
dan tanda baca.
Pedoman Penskoran :
Puspendik 2019 |
Perhitungan Nilai Soal
Uraian :
Rumus yang digunakan:
Puspendik 2019 |
Keterangan:
- Ni = Nilai untuk satu nomor soal tertentu setelah dikalikan dengan bobot.
- ai = Skor perolehan peserta didik pada satu nomor soal tertentu.
- c = Skor maksimum untuk nomor soal itu.
- b = Bobot soal dari soal itu.
Jumlahkan semua nilai (Ni)
yang telah diperoleh peserta didik dalam perangkat tes. Jumlah ini disebut
nilai akhir dari satu perangkat tes uraian yang disajikan.
Pembobotan Soal Uraian
:
Pembobotan soal uraian
dilakukan dengan mempertimbangkan:
(1) kedalaman/keluasan
materi antarsoal,
(2) kerumitan/kompleksitas
jawaban, dan
(3) level kognitif yang
diukur.
Pembobotan soal uraian
dilakukan setelah menjadi satu perangkat tes.
Contoh: Perhitungan nilai
akhir soal uraian.
Puspendik 2019 |
Dengan demikian nilai
perolehan soal uraian adalah 75.
Demikian keunggyulan dan keterbatasan soal uraian semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Write comment