16 Jan 2021

Metode Pembelajaran Abad Ke-21

 

pembelajaran abad 21

Dalam literatur ada beberapa pengertian mengenai pembelajaran abad ke-21. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran abad ke-21 adalah proses belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan multi sumber yang menempatkan peserta didik berperan aktif dalam pemerolehan kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dan kecakapan abad ke-21 serta literasi.Pembelajaran abad ke-21 menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran peserta didik aktif, antara lain: (1) pembelajaran dengan metode ilmiah, (2) inquiry/discovery learning, (3) project-based learning, dan (4) problem-based learning.  Melalui keterlibatan secara aktif peserta didik dalam aktivitas-aktivitas belajar pada langkah- langkah pembelajaran metode-metode tersebut, sikap/nilai karakter, pengetahuan, keterampilan, kecakapan abad ke-21, kecakapan literasi, dan kecakapan berfikir tingkat tinggi akan otomatis diperoleh oleh peserta didik.

Berikut diuraikan pembelajaran-pembelajaran tersebut secara singkat.

Pembelajaran dengan Metode Ilmiah :

Metode ilmiah merupakan metode yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam menemukan pengetahuan/teori/konsep (lihat Bagan). Dalam konteks pembelajaran, metode ilmiah digunakan untuk mengembangkan cara-cara berpikir dan bekerja secara ilmiah.

Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dapat juga dipahami sebagai pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin/perlu/belum diketahui), menanya/merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan satu atau lebih cara/teknik, menalar/mengasosiasi (menggunakan data/informasi untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan), dan mengomunikasikan jawaban/kesimpulan. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.

 Langkah-langkah dalam Metode Saintifik

 

Secara umum pembelajaran dengan metode ilmiah dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut.

     1.            Melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena untuk menemukan masalah :

Pada langkah ini peserta didik mengamati fenomena dengan panca indera (mendengarkan, melihat, membau, meraba, mengecap) dengan atau tanpa alat (untuk menemukan masalah atau gap of knowledge/skill). Fenomena dapat berupa kejadian/keadaan alam (IPA), peristiwa/situasi sosial (IPS dan Pendidikan Agama), interaksi/komunikasi verbal (Bahasa), sesuai karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang dipelajari.

     2.            Merumuskan pertanyaan :

Peserta didik merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah (gap of knowledge and/or skill) yang diperoleh dari pengamatan.

     3.            Mencoba/mengumpulkan data/informasi dengan berbagai teknik :

Peserta didik mengumpulkan informasi/data dengan satu atau lebih teknik yang sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survei, dan membaca dokumen-dokumen.

     4.            Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan :

Dalam tahap ini peserta didik menggunakan informasi/data yang sudah  dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Jawaban terhadap pertanyaan atau kesimpulan tersebut merupakan pengetahuan dan/atau keterampilan baru yang diperoleh oleh peserta didik.

     5.            Mengkomunikasikan kesimpulan :

Peserta didik menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan) secara lisan dan/atau tertulis.

     6.            Mencipta :

Peserta didik menciptakan dan/atau menginovasi produk, model, gagasan, dsb. dengan pengetahuan dan/atau keterampilan yang telah diperoleh. Mencipta merupakan kegiatan penerapan pengetahuan dan/atau keterampilan yang diperoleh yang hasilnya berwujud (misalnya produk dan karya) maupun yang tidak berwujud (seperti gagasan atau ide).

Inquiry/Discovery Learning :

Inquiry/Discovery Learning memiliki dua proses utama, yaitu melibatkan peserta didik dalam mengajukan atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan (to inquire) dan peserta didik menemukan (to discover) jawaban atas pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan penyelidikan dan kegiatan-kegiatan sejenis (Sutman, et.al. 2008: x).

Sintaks Inquiry/Discovery Learning meliputi lima langkah. Langkah-langkah tersebut disajikan pada Tabel berikut beserta deskripsi singkat untuk setiap langkahnya.

Langkah-langkah dalam Inquiry/Discovery Learning

Langkah-langkah

Deskripsi

Merumuskan pertanyaan

Merumuskan pertanyaan,masalah atau topik yang akan diselidiki

Merencanakan

Merencanakan prosedur pengumpulan dan analisis data

Mengumpulkan dan Menganalisis data

Aktivitas:

·      Pengumpulan fakta atau data yang diperlukan

·      Analisis data atau hasil

Menarik simpulan

Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau

penjelasan ringkas terhadap pertanyaan)

Aplikasi dan Tindak Lanjut

Menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk dicari jawabannya

Dalam praktik, terutama apabila para peserta didik belum terbiasa dengan Inquiry/Discovery Learning, peserta didik perlu didampingi pada setiap langkah pembelajaran tersebut. Seiring dengan bertambahnya pengalaman peserta didik, dukungan pendidik dapat dikurangi sedikit demi sedikit. Selain memperoleh pengetahuan dan keterampilan, peserta didik juga mengembangkan sikapnya melalui keterlibatan mereka dalam setiap langkah pembelajaran tersebut.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Stoller (2006), mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas peserta didik untuk menghasilkan melalui kegiatan-kegiatan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Melalui penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek, peserta didik berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai rencana, dan menampilkan atau melaporkan hasil proyek.

Stoller (2006) mengemukakan tiga jenis proyek berdasarkan sifat dan urutan kegiatannya, yaitu: (1) proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh pendidik dalam hal topik, bahan, metodologi, dan presentasi; (2) proyek tidak terstruktur ditentukan terutama oleh peserta didik sendiri; dan (3) proyek semi-terstruktur yang ditentukan dan diatur sebagian oleh pendidik dan sebagian oleh peserta didik.

Bentuk aktivitas proyek terdiri atas (1) Proyek produksi yang melibatkan penciptaan seperti buletin, video, program radio, poster, laporan tertulis, esai, foto, surat-surat, buku panduan, brosur, menu banquet, jadwal perjalanan, dan sebagainya;

Proyek kinerja seperti pementasan, presentasi lisan, pertunjukan teater, pameran makanan atau fashion show; (3) Proyek organisasi seperti pembentukan klub, kelompok diskusi, atau program-mitra percakapan. Lebih lanjut, menurut Fried-Booth (2002) ada dua jenis proyek yaitu (1) Proyek skala kecil atau sederhana yang hanya menghabiskan dua atau tiga pertemuan yang dapat diselesaikan di dalam kelas; dan (2) Proyek skala penuh yang membutuhkan kegiatan yang rumit di luar kelas untuk menyelesaikannya dengan rentang waktu lebih panjang.

Pembelajaran Berbasis Proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis peserta didik.

Dalam pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah-langkah seperti tampak pada bagan berikut.

GMBAR Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap langkah Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

     1.            Penentuan proyek

Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek bersama pendidik. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok maupun mandiri. Pada langkah ini peserta didik juga menentukan jenis/wujud produk (laporan observasi/penyelidikan, rancangan karya seni, atau karya keterampilan) yang akan dihasilkan. Penentuan jenis/wujud produk disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan sumber/bahan/alat yang tersedia. Selain itu, peserta didik bersama-sama pendidik juga menetapkan kriteria penilaian produk yang akan dihasilkan tersebut.

     2.            Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi perumusan tujuan dan hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas untuk penyelesaian proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerjasama antaranggota kelompok. Pada kegiatan ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang akan dihasilkan dan langkah-langkah serta teknik untuk menyelesaikan bagian-bagian tersebut sampai dicapai produk akhir.

     3.            Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek

Peserta didik dengan pendampingan pendidik menyepakati berapa lama proyek akan diselesaikan dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan. Peserta didik menyusun tahap-tahap pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkan tingkat kerumitan dari langkah-langkah dan teknik penyelesaian produk serta waktu yang ditentukan bersama.

     4.            Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring pendidik

Langkah ini merupakan pelaksanaan rancangan proyek sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Peserta didik mencari atau mengumpulkan data/informasi, teori, rumus yang kemudian diolah dan/atau digunakan untuk menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai dihasilkan produk akhir. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek antara lain dengan: a) membaca, b) membuat desain, c) meneliti, d) mewawancara, e) merekam, f) berkarya, g) mengunjungi objek proyek, dan/atau h) akses internet. Pendidik bertanggungjawab membimbing dan memonitor aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan proyek mulai awal hingga akhir penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring, pendidik dapat merekam aktivitas peserta didik dan memfasilitasi mereka dalam menyelesaikan proyek.

     5.            Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik berupa produk karya tulis, desain, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain disajikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik lain dan pendidik atau masyarakat dalam bentuk presentasi, publikasi (dapat dilakukan di majalah dinding atau internet), dan pameran produk.

     6.            Evaluasi proses dan hasil proyek

Pada akhir proses penyelesaian proyek, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek. Refleksi proyek dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan untuk memperbaiki kinerja mereka dalam mengerjakan proyek berikutnya. Pada tahap ini pendidik juga memberi umpan balik terhadap proses yang telah dilakukan selama penyelesaian proyek dan produk yang dihasilkan peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada awalnya dipergunakan pada Program Studi Kedokteran di McMaster University Canada (sekitar tahun 1960). PBM dipraktikkan pada peserta didik kedokteran yang sedang praktik, yang dituntut untuk bisa membantu dan menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat secara langsung. Proses belajar tersebut menjadikan  peserta didik tergerak untuk belajar, melakukan kajian, dan berdiskusi untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Pola belajar ini diikuti oleh berbagai program studi di Amerika, Eropa, Asia, dan Australia dengan kajian terhadap masalah sesuai dengan bidang kajian masing-masing.

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah adalah kegiatan pembelajaran yang memfokuskan pada pemecahan masalah nyata, praktis, kontekstual, berbentuk masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum jelas solusinya (ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan peserta didik melalui prosedur ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya dilaksanakan secara berkelompok.

Masalah yang dimaksudkan disini adalah masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan substansi kompetensi dasar mata pelajaran masing-masing, misalnya masalah kenakalan remaja, pelanggaran disiplin, kepatuhan terhadap tata tertib, penyalahgunaan narkoba, pelanggaran norma, kemiskinan, perilaku sehat, komunikasi dengan sesama, mengekpresikan seni dan hobi, dan sebagainya.

Pembelajaran Berbasis Masalah menuntut peserta didik menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk diimplementasikan, dipergunakan dalam menyelesaikan berbagai masalah, mencari pengetahuan untuk menyelesaikan masalah serta mengembangkan sikap dan keterampilan intelektual untuk bekerjasama, berbagi, peduli, rasa ingin tahu, dan saling menghargai sesamanya.

Langkah-langkah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah disajikan dalam Tabel berikut.

Langkah

Deskripsi

Langkah 1 Klarifikasi Permasalahan

·      Pendidik menyajikan fenomena yang mengandung masalah yang sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Bentuknya bisa berupa gambar, teks, video, vignettes, fenomena riil, dan sebagainya.

·      Peserta didik melakukan identifikasi terhadap fenomena yang ditampilkan pendidik untuk menemukan masalah dari fenomena yang ditampilkan.

·      Peserta didik melakukan klarifikasi terhadap masalah yang

ditemukan.

Langkah 2

Brainstorming

·      Peserta didik mengidentifikasi masalah dan melakukan

brainstorming dengan fasilitasi pendidik.

·      Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk mengklarifikasi fakta, konsep, prosedur dan kaidah dari masalah yang ditemukan.

·      Peserta didik melakukan brainstorming dengan cara sharing information, klarifikasi informasi dan data tentang masalah yang ada, melakukan peer learning dan bekerjasama (working together).

·      Peserta didik mendapatkan deskripsi dari masalah, apa saja yang perlu dipelajari untuk menyelesaikan masalah, deskripsi konsep yang sudah dan belum diketahui, menemukan penyebab masalah, dan menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah.

·      Peserta didik mengembangkan alternatif penyelesaian masalah.

·      Peserta didik menyusun dan mengembangkan action plan untuk penyelesaian masalah.

Langkah 3 Pengumpulan Informasi dan Data

·      Peserta didik melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait dengan penyelesaian masalah, perpustakaan, web, dan berbagai sumber data yang lain serta melakukan observasi.

·      Peserta didik secara mandiri mengolah hasil pengumpulan informasi/data untuk dipergunakan sebagai solusi dalam

menyelesaikan masalah.

Langkah 4 Berbagi Informasi dan Berdiskusi

untuk Menemukan Solusi Penyelesaian Masalah

·      Peserta didik kembali melakukan brainstorming, klarifikasi informasi, konsep dan data terkait dengan permasalahan yang ada dan menemukan solusinya, melakukan peer learning dan bekerjasama.

·      Peserta didik merumuskan dan menetapkan solusi (pemecahan masalah).

·      Peserta didik menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian

masalah.

Langkah 5 Presentasi Hasil Penyelesaian Masalah

·      Peserta didik mempresentasikan hasil brainstormingnya tentang solusi yang dikemukakan untuk penyelesaian masalah.

·      Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

·      Peserta didik mereviu, menganalisis, mengevaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang ditawarkan beserta reasoningnya dalam diskusi kelas.

·      Peserta didik melakukan perbaikan berdasarkan hasil diskusi.

Langkah 6 Refleksi

·      Peserta didik mengemukakan ulasan terhadap pembelajaran yang dilakukan.

·      Pendidik   dan   peserta   didik   memberikan                   apresiasi           atas partisipasi semua pihak.

·      Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi atas kontribusi setiap orang dalam proses pembelajaran.

·      Pendidik  dan   peserta  didik   menemukan solusi                   terhadap

masalah.

Lihat format dan rubrik :  teknik penilaian diri dan antarteman dan Teknik penilaian portopolio, tugas, dan proyek.

Sumber : Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019


Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Write comment

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Back to Top